Kamis, 09 Mei 2013

MIMPI





All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them
(Semua mimpi-mimpi kita bisa menjadi kenyataan, jika kita memiliki kegigihan untuk mengejarnya.) ~Walt Disney

“Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world.
(Setiap mimpi hebat dimulai dengan seorang pemimpi. Ingatlah selalu, kamu memiliki kekuatan pada dirimu, kesabaran, dan semangat untuk meraih bintang untuk merubah dunia.”) ~Harriet Tubman

Itulah salah satu kutipan yang membuat kita mecoba bermimpi untuk mewujudkan mimpi kita. Seakan tersugesti dan meyakini bahwa apa yang dikatakannya adalah ‘BENAR’.
Banyak orang yang telah meraih cita-citanya yang mengatakan “saya memulainya dengan bermimpi”. Mimpi tak semudah itu, itu alasannya mengapa saya pernah mengalami tak berani bermimpi.

Ketika mereka mencemooh saya karena mimpi-mimpi saya, saya hampir menyerah.
Ketika kondisi fisik saya, saya merasa putus asa dan berfikir memutus mimpi saya.
Ketika saya memiliki masalah finansial , saya merasa tak mampu melanjutkan mimpi.
Ketika  saya melihat ada seseorang yang memiliki sebuah mimpi besar tapi ia gagal, dan mimpinya hanya seperti angin lalu yang membawa mimpi buruk.
Apakah mimpi ampuh untuk saya jadikan sebagai modal kesuksesan?

Beberapa tahun kemudian setelah saya tumbuh bertambah tua.......
YA !
Sekali lagi saya katakan YA UNTUK MIMPI! Tak dipungkiri saya telah merasakannya sendiri. Saya memang sempat meragukan mimpi , tetapi saya tidak pernah meninggalkannya. Kata-kata mereka sang pencetus bahwa mimpi itu membawa kebahagiaan adalah benar.


Lalu bagaimana dengan perkataan orang yang mencemooh saya?

MEREKA BOHONG! Hidup sama seperti film ada tokoh Protagonis dan Antagonis . Nah, yang mengatakan demikian adalah tokoh Antagonis yang tidak rela kamu meraih puncak makanya mereka menertawakan kamu ketika kamu meceritakan mimpimu pada mereka. Mereka memang sengaja menjatuhkan kamu agar kamu menyerah dan tidaak dapat meraih mimpi lalu disitulah yang merek inginkan mereka dapat menginjak lalu menertawakan kamu dengan puas.
Lalu bagaimana dengan orang yang saya pernah lihat dengan terpuruknya ia akan karena mimpi-mimpinya?

Setelah saya selidiki lebih jauh orang yang gagal dalam mimpinya adalah orang yang bermimpi dengan mata tertutup bukan dengan mata terbuka. Lalu saya menemukan kalimat ini:
“All men dream: but not equally. Those who dream by night in the dusty recesses of their minds wake up in the day to find it was vanity, but the dreamers of the day are dangerous men, for they may act their dreams with open eyes, to make it possible.”
(Semua orang bermimpi: tapi tidak sama. Mereka yang bermimpi di malam hari dalam relung berdebu pikiran mereka terbangun di pagi hari dan menyadari bahwa mimpi tersebut adalah kesia-siaan, akan tetapi para pemimpi di siang hari adalah orang-orang yang berbahaya, kerena mereka melakukan mimpi-mimpi mereka dengan mata terbuka, untuk membuatnya jadi kenyataan.) ~T.E. Lawrence, Seven Pillars of Wisdom: A Triumph


Ya memang benar adanya.Jangan pernah menyerah pada keadaan, keadaan memang sering membuat kita hampir putus asa tapi keadaan TIDAK PERNAH menjadi alasan untuk mengapa kita harus putus asa. KEADAAN BISA DIRUBAH! Berpeganglah pada itu. Jadi, apapun masalahmu dan bagimana keadaanmu tetaplah membuat mimpi.Hanya orang BODOH yang mengatakan “ Jangan mimpi terlalu tinggi nanti jatuhnya sakit. Tidak sadarkah dengan kondisi seperti ini?” Yah itulah orang yang pasti hidupnya hanya kelas datar menegah bawah yang tidak berani mengambil resiko untuk memuncak. Padahal resiko adalah sebuah rejeki seperti apa yang dikatakan salah satu motivator favorit saya Ippho Santosa yaitu REJEKI BERASAL DARI KATA RISK(resiko). Makanya beranilah bermimpi. Tuhan memberi kita pikiran dan hati nurani untuk berani membuat sebuah mimpi dimana mimpi tersebut harus sinkron dengan hati nurani, dimana mimpi itu dibangun, dihias dan diwujudkan adalah untuk kepentingan makhluk tuhan yang lain bukan dengan keegoisan diri.
(Original: Tiara Alvionita Suwarno)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar