Rabu, 04 Juni 2014

A late simple gift for your birthday

Betapa sedihnya aku harus tetap tegar berdiri di tengah debaran ombak yang keras dan aku harus tetap stabil disana. Aku bukanlah batu karang yang sekuat itu, aku juga bukan baja. Aku hanya segumpal daging yang bisa dimakan ulat kapan saja tanpa aku tahu sebelumnya. Tapi aku dipaksa tegar oleh diriku sendiri. Demi dia yang sangat ku cinta. Dia tidak elok laksana terangnya bulan purnama, namanya juga tidak harum seharum setangkai melati, dia juga tidak begitu banyak harta. Tetapi dia istimewa, cintanya juga tulus kepadaku. Aku tahu walapun ia tak bilang. Tetapi aku selalu mendengar bisikan hatinya yang selalu menyebut namaku ketika aku tidak ada disana saat larut malam,aku juga mendengar doanya dimana aku disebut disana,aku mendengarnya setiap kali kaki ku melangkah ,menuntut ilmu,mencari rejeki tuhan, bermain,jalan-jalan dan segalanya. Dia istimewa walaupun dia bukan seorang ratu. Aku ingat ketika aku masih seumur jagung dan dia selalu mendendangkan sebuah lagu nan indah sebagai pengantar tidur ku. Sungguh, aku kira itu surga ternyata dia. Kemudian aku bertumbuh laksana pohon kecil yang telah siap membesar menjadi tempat berteduh banyak orang dari terik matahari yang bisa menyakiti mereka,namun ia tetap berada di sampingku,terutama di hatiku. Kemudian aku berkata kepada tuhan "Allah, jagalah dia sebagaimana ia menjagaku ,sayangi dia sebagaimana ia menyayangiku diwaktu kecil" Karena dia istimewa dan cinta pertamaku sejak aku lahir, orang yang pertama kali mengorbankan hidupnya untukku. Dan ombak itu yang menghantamku mati-matian agar aku kalah terhadap dunia akan aku hadapi. Ia istimewa, salah satu alasan bagi segumpal daging ini untuk terus berjuang melawan walaupun sadar aku lemah, namun karenanya aku berjanji akan lebih kuat dari batu karang dan baja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar